Subscribe

Thursday, July 3, 2008

Marketing

Dalam dunia marketing, ada dua aliran besar yang secara umum diketahui. Soft selling atau mengingatkan/branding image/awareness. Bentuk marketing seperti ini misalnya adalah papan reklame, iklan di televisi, iklan-iklan yang terlihat tidak ada hubungannya dengan produk tetapi dilabeli produk. Misal, iklan rokok saat lebaran, digambarkan orang pulang kampung dan mengingatkan agar hati-hati tetapi di bagian akhir tetap akan dituliskan logo rokok atau iklan persembahan dari produk rokok X.

Aliran kedua adalah hard selling, direct marketing atau menawarkan. Bentuk sederhananya adalah bagaimana melakukan closed marketing dengan pelanggan. Umumnya, biaya atas iklan direct selling akan berpengaruh terhadap gain atau pendapatan. Contohnya adalah : beli roti tawar Rp 500.000,- berhadiah emas senilai Rp 400.000. Penawaran semacam ini akan berpengaruh terhadap penjualan secara langsung.

Kembali ke konsep dasar marketing. Apa sih marketing? Secara umum, definisi ini saya bisa katakan, marketing adalah memberikan/menukarkan nilai tambah kepada pelanggan secara tepat sehingga pelanggan akan merasa rugi jika ia tidak membeli produk dari kita. Nggak usah terlalu muluk-muluk dengan istilah teknis. Jadi, jika produk kita memiliki nilai tambah, maka pelanggan akan datang sendiri ke kita.

Ada ide lain sebenarnya, karena mungkin ada baiknya jika kita tidak terpaku dengan dikotomi di atas. Mengapa? Karena jika anda punya biaya Rp 2000,- per pelanggan, dan pendapatan anda adalah Rp 5000,- per pelanggan, anda bisa melakukan mengingatkan marketing. Sebab, biaya marketing menjadi unlimited akibat keuntungan yang ditangguk lebih besar dari biaya marketing. Beda jika kita melakukan hard selling, anda harus mempertimbangkan biaya pengadaan emas senilai Rp 400.000 (yang tentu saja sebenarnya mungkin anda beli hanya Rp 100.000 karena beli di sumber yang tepat), jika barang tidak laku maka ada biaya atas beban bonus. Oleh karena itu, nilai biaya marketingnya menjadi lebih terukur dibanding dengan soft marketing.

Ide lain yang saya maksud adalah membuat marketing - dengan metode apapun - harus terukur dengan penjualan yang didapat. Artinya, kita perlu melakukan marketing gila yang membuat publisitas secara positif. Contohnya, jika kita suatu saat memberikan bonus besar-besaran, anda tidak perlu mengiklankan ke media apapun karena mereka akan meliput kegiatan kita secara gratis. Mengapa hal ini penting? Karena biaya atas iklan menjadi murah, mereka dengan sukarela memuat di media.

Anda mengerti kan maksud saya?? Silakan memberikan komentar... :D
Salam...
Digg This

1 comment:

Anonymous said...

sekarang mendingan nih blognya. ngomong2 proposal 17 agustus gimana?